Rabu, 18 Juni 2008

Psikologi Militer

     Militer adalah sekumpulan manusia yang diorganisasikan dan yang dipersiapkan untuk perang sebagai tujuan utamanya. Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertian perang sangatlah luas, bukan hanya mencakup sifat menyerang dan mempertahankan seperti dahulu, melainkan jauh lebih kompleks.
     Perang modern bukan hanya kekuatan yang bersifat fisik, adu otot ataupun adu senjata, tetapi juga fungsi dari pikiran (mind) yang memegang peranan yang sangat penting. Hal tersebut terlihat dari pemakaian banyak terminologi seperti Hot War, Cold War, Political Warfare, Economic Warfare dan Psychological Warfare.
     Dengan demikian bukan saja alat, peranan manusia dalam perang menjadi sangat penting (the man behind the gun). Untuk itu perlu dibedakan antara manusia militer sebagai individu dan manusia militer sebagai makhluk sosial.

NOT FOR KILL CITIZEN

Selasa, 17 Juni 2008

Alumni Resimen Mahasiswa (Alumni Menwa)

Semangat melanjutkan pengabdian tanpa putus dari Almamater tercinta dalam memberikan sumbangsih yang berarti bagi pertahanan negara maupun pemeliharaan kesejahteraan masyarakat




Pada dasarnya, Alumni Menwa merupakan status yang diperoleh secara alami oleh seorang anggota Menwa yang telah mengakhiri masa baktinya di keanggotaan aktif Menwa, baik itu karena berakhirnya studi, sesuai dengan penjadwalan masa studi dari masing – masing anggota Menwa di perguruan tinggi, maupun karena terputusnya masa studi, akibat sesuatu sebab tertentu yang tidak dapat dihindari dalam keadaan normal.

Namun demikian, apapun penyebab berakhirnya kegiatan studi dari seorang anggota Menwa, titik tolak yang utama dari penentuan status seseorang sebagai “Alumni Menwa” lebih didasarkan pada bukti keterlibatan langsung seorang mahasiswa secara organik dalam organisasi Menwa, baik melalui keikutsertaan di Menwa secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui jalur sinergi.

Cara penentuan status ini diambil oleh Organisasi Alumni Menwa, mengingat dari catatan sejarahnya, pernah terjadi beberapa jenis program wajib latih mahasiswa yang akhirnya disinergikan atau digabungkan secara organik dengan organisasi Menwa. Jenis – jenis program latih mahasiswa tersebut adalah Wajib Latih Mahasiswa (Walawa) oleh Militer serta Wajib Latih Khusus di beberapa lembaga pendidikan kedinasan, seperti, Politeknik, APDN (akhirnya menjadi STPDN) atau di beberapa akademi dan sekolah tinggi tertentu, seperti akademi peternakan, perawat dan pelayaran.

Program wajib latih mahasiswa oleh militer di perguruan tinggi umum/non kedinasan, timbul sebagai konsekuensi diberlakukannya program Walawa melalui Keputusan Menhankam No. Kep/B/32/1968, tanggal 14 Februari 1968, tentang pengesahan Naskah Rencana Realisasi Program Sistem Wajib Latih dan Wajib Militer bagi Mahasiswa. Dilanjutkan operasionalisasinya dengan Keputusan Bersama Dirjen Pendidikan Tinggi dan Kepala Staf Komando Pendidikan Wajib Latih Mahasiswa (Kas Kodik Walawa) No. 2 tahun 1968.

Sedangkan untuk para mahasiswa peserta Wajib Latih di beberapa lembaga pendidikan kedinasan, memang harus menempuh pelatihan wajib sebagaimana yang disyaratkan oleh perguruan tingginya. Dan sesuai dengan kebijakan dari pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan, maka akhirnya program wajib latih tersebut disinergikan melalui program Pendidikan Dasar Menwa, yang memang telah memiliki kualitas sebagai jenis pendidikan dan latihan dasar bagi sukarelawan dan milisi. Konsekwensinya mereka akhirnya lulus pendidikan dan latihan sebagai seorang anggota Menwa.

Status ini menjadi semacam “pintu masuk” bagi langkah pengabdian selanjutnya pada bangsa dan negara. Untuk itu Alumni Menwa telah mengorganisir diri dalam suatu organisasi yang disebut sebagai Ikatan Alumni Menwa Indonesia. Keberadaan Alumni Menwa dalam melaksanakan fungsi pertahanan negara juga memiliki arti yang sangat strategis. Walaupun potensi ini tidak diorganisir dalam struktur komando militer, namun organisasi ini berperan penting sebagai wahana konsolidasi, pembinaan dan koordinasi bagi para Alumnus dari suatu program partisipasi aktif di bidang wanra dan linmas. Sebagaimana layaknya alumnus perguruan tinggi, maka para alumni Menwa juga telah berkiprah sesuai dengan bidang keilmuan, profesi dan pekerjaannya dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Hal ini tentu sangat mendukung setiap upaya pemasyarakatan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) bagi lingkungan pendidikan, pekerjaan dan pemukiman di mana para alumni Menwa berada, sehingga mampu membentuk sikap dan perilaku masyarakat yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Selain itu melalui Ikatan Alumni Menwa dapat dikonsolidasikan serta dilakukan berbagai kegiatan yang berarti bagi pertahanan negara maupun pemeliharaan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk – bentuk seperti forum ilmiah yang dapat berdaya guna untuk memperkuat sektor pertahanan negara, pelatihan kepemimpinan dan manajerial bagi pemuda dan pelajar, bakti sosial profesi berupa pengobatan gratis, bantuan hukum dll. Hal ini tentunya tidak dapat dipandang sebelah mata serta merupakan potensi yang sangat strategis.

 

Kamis, 12 Juni 2008

Apakah Menwa itu?


Resimen Mahasiswa (Menwa) adalah salah satu di antara sejumlah kekuatan sipil untuk mempertahankan negeri. Ia lahir di perguruan tinggi sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), beranggotakan para mahasiswa yang merasa terpanggil untuk membela negeri. Para anggota Menwa (wira) di setiap kampus membentuk satuan, yang disebut Satuan. Sebagai salah satu unit kegiatan kemahasiswaan, komandan satuan melapor langsung kepada rektor/pimpinan perguruan tinggi.

Komponen Lambang Sembilan Unsur
1.Perisai Segilima
   Menggambarkan keteguhan sikap
2.Padi dan Kapas
   Menggambarkan dasar bernegara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
3.Bintang , Sayap Burung , Jangkar dan Lambang Polri
   Resimen Mahasiswa berada di bawah naungan ketiga unsur angkatan dan Polri
4.Pena dan Senjata
   Di dalam pengabdiannya, wira melakukan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan ilmu    keprajuritan.
5.Buku Tulis
   Tugas pokok setiap wira adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, di samping melaksanakan     tugas-tugas kemenwaan.

Warna Kebanggaan

Resimen Mahasiswa Indonesia menggunakan baret ungu. Dalam aplikasinya di lingkungan Menwa, warna ini mempunyai arti :
-Mulia
-Berpengetahuan
-Terpelajar

Panca Dharma Satya

Panca Dharma Satya adalah janji Resimen Mahasiswa Indonesia :
1. Kami adalah mahasiswa warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan     Pancasila.
2. Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta kehormatan akan pembelaan     negara
    dan tidak kenal menyerah.
3. Kami Putra Indonesia yang berjiwa ksatria dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa serta
    membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.
4. Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan Garba Ilmiah
    dan sadar akan hari depan Bangsa dan Negara.
5. Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri     sendiri
    dan mengutamakan kepentingan Nasional di atas kepentingan pribadi mau pun golongan.

Semboyan

Semboyan Resimen Mahasiswa Indonesia adalah "Widya Castrena Dharmasiddha", berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan". Yang dimaksudkan oleh Ilmu Pengetahuan adalah segala macam cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan pengabdian pada masyarakat. Sedangkan Ilmu Keprajuritan adalah yang bersangkutan dengan jiwa keperwiraan, keksatriaan serta kepemimpinan, bukan sekadar keahlian dalam bertempur atau pun yang sejenis.

Sejarah

Tanggal 13 Juni - 14 September 1959 diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertahankan home-front dan bila perlu ikut memanggul senapan ke medan laga. Mahasiswa-mahasiswa walawa (WAJIB LATIH) dididik di Kodam VI/ Siliwangi dan para walawa diberi hak mengenakan lambang Siliwangi.

Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Komando Pimpinan Besar Revolusi Presiden RI Bung Karno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat menyambut komando ini dengan gegap gempita dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat; termasuk juga mahasiswanya.

Isi Trikora:
1. Pantjangkan Sangsaka Merah Putih di Irian Barat
2. Gagalkan Negara Boneka Papua
3. Adakan Mobilisasi Umum

Sejak Trikora bergema maka kewaspadaan nasional makin diperkuat, makin memuncak sehingga timbul rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi. Berdasarkan dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi, maka oleh pihak Universitas pada 20 Januari 1962 dibentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi (disingkat BPP) Resimen Mahasiswa DAM VI/ Siliwangi, beranggotakan :
1. Prof. drg. R. G. Surya Sumantri ( Rektor Unpad) selaku Koordinator
2. Dr. Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB) selaku Wakil Koordinator I
3. Drs. Kusdarminto (PR Unpar) selaku wakil Koordinator II
4. Major. Moch. Sunarman dari PUS PSYAD pada waktu itu selaku sekretaris.

Pada Februari 1962 diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri dan dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan Pasopati. Pada 20 Mei 1962 anggota Resimen Mahasiswa Angkatan 1959 dilantik oleh Pangdam VI/SLW menjadi bagian organik dari Kodam VI/SLW. Dalam rencana kerja empat tahunnya tercantumlah pembentukan kader inti dan ini sudah terlaksana sejak permulaan semester 2 tahun ajaran 1962-1963. termasuk pembentukan kader inti putri. Mahasiswa/i Jabar (Bandung khususnya) mengikuti Latihan di Bihbul, tempat penggodokan prajurit-prajurit TNI. (Sekarang Secaba Dam III/ Slw, Bihbul). Satuan-satuan inti dari Yon mahasiswa dari beberapa universitas dan akademi dikirim ke tempat ini di bawah asuhan pelatih-pelatih dari RINSIL. 12 Juni 1964 keluarlah Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan DR. A.H. Nasution Jenderal TNI yang mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja dilakukan oleh Menko sendiri. Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Harimau Siliwangi.


Satuan-Satuan di Republik Indonesia

-Indra Pahlawan di Riau
-Jayakarta di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
-Mahabanten di Banten
-Mahadarma di Timor Timur (belum dibubarkan hingga 10-Oktober-2004)
-Mahadwiyudha di Bengkulu
-Mahadana di Nusa Tenggara Timur
-Mahadasa di Daerah Istimewa Aceh
-Mahadipa di Jawa Tengah
-Mahajani Nusa Tenggara Barat
-Mahakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
-Mahaleo di Sulawesi Tenggara
-Mahamaku di Ambon
-Mahanata di Kalimantan Selatan
-Mahapura di Kalimantan Barat
-Maharatan di Lampung
-Maharuyung di Sumatera Barat
-Mahasamrat di Sulawesi Utara
-Mahasena di Bali
-Mahasurya di Jawa Timur
-Mahatara di Sumatera Utara
-Mahawarman di Jawa Barat
-Mahawijaya di Sumatera Selatan
-Mahawasih di Irian Jaya
-Mulawarman di Kalimantan Timur
-Pawana Cakti di Sulawesi Tengah
-Sultan Thaha di Jambi
-Wolter Monginsidi di Sulawesi Selatan
-Raja Haji di Tanjungpinang, Kepulauan Riau


Alumni Menwa yang Terkenal

Menwa Batalyon I/ITB
-Arifin Panigoro
-Fadel Muhammad

Menwa Akademi Teknik Jenderal Achmad Yani
-Abdullah Gymnastiar

Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Khairun/Unkhair

 
TERNATE - Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Khairun/Unkhair Ternate, Maluku Utara (Malut) yang menolak kehadiran Resimen Mahasiswa (Menwa) di universitas tersebut berujung kericuhan dan aksi anarkistis, Selasa (6/5/2008) Entah siapa yang memulai lebih dahulu, tiba-tiba para mahasiswa mulai terbakar emosinya dengan menyerang para anggota Menwa dengan melempari ruangan tersebut hingga kaca-kaca jendela aula pecah berhamburan. Aksi ini berlangsung cukup lama, dimana para mahasiswa yang emosi itu mengepung dan mencoba menerobos masuk ke aula. Namun, langkah itu dicegat oleh mahasiswa lainnya yang memilih untuk tidak menyerang para anggota Menwa.

Sementara itu di Jakarta, Komandan Komando Nasional Menwa Ariza Patria meminta tindakan anarkis tersebut diusut. Ariza meminta pihak-pihak yang terkait tidak terpancing, dan segera permasalahan tersebut diselesaikan dan dapat didamaikan. Kepada Satuan Menwa Unkhair dihimbau agar tidak melakukan perlawanan dengan kekerasan dan mengedepankan asas-asas ketaatan terhadap hukum.

Mengingat adanya sikap anti menwa yang selama ini terkadang timbul, Ariza mengungkapkan bahwa sudah saatnya menwa membangun ruang dialog yang seluas-luasnya dan membangun misi bersama dengan organisasi ektrakurikuler lainnya dalam mendorong kemajuan bangsa yaitu menjadi bangsa yang besar dan mandiri. (MHA)

sumber : www.menwa.org

Senin, 09 Juni 2008

Menwa Go International

Minggu, 09 Juli 2006

melihat perkembangan dan eksistensi Menwa sekarang sungguh memprihatinkan. Kalau Bapak-bapak yang ada di Dephan melihat kinerja Menwa beberapa waktu lalau seperti menjadi relawan di aceh, relawan gempa di jogja dan jateng, dan juga merapi mestinya Dephan akan tahu kondisi anak-anak sebenarnya. Mereka punya semangat yang kuat tanpa pamrih dalam mengabdikan diri sebagai abdi masyarakat dan negara tanpa minta imbalan secuilpun. cuma pesan saya perhatikan Menwa buat Menwa seperti ROTC maupun PELAPES di Malaysia, terima kasih

Opini pada DEPARTEMEN PERTAHANAN RI